Apakah TUYUL mirip ALIEN ?
Salah satu jenis alien yang dilaporkan sering muncul dan menculik
manusia adalah alien grey. Tubuhnya kecil dengan kulit berwarna
keabu-abuan. Nampaknya merupakan suatu ras alien kelas pekerja atau
ahli teknik. Ciri khas lainnya adalah bermata hitam besar. Spesies
ini yang dikabarkan sering dijumpa manusia dan sering melakukan
penculikan (alien abduction). Selain itu, tipe inilah yang
dikabarkan jatuh di Roswell dan kini dikabarkan melakukan konspirasi
dengan pihak militer AS secara rahasia.
Alien grey dalam studi ufologi merupakan ras neosaurian yang kecil,
sangat subur dan cerdas. Grey dilaporkan bersifat sangat predator
dan tidak peka terhadap manusia. Bahkan mereka dianggap memakan
cairan manusia dengan menggosokkan ramuan protein pada tubuh mereka,
yang kemudian terserap ke dalam kulit, dan seperti ular , hasil
buangannya dikeluarkan kembali melalui kulit. Greys rata-rata
memiliki tinggi antara 3,5 sampai 4,5 kaki (sekitar satu sampai satu
setengah meter), dengan warna kulit berkisar antara putih keabuan
sampai biru keabuan. Grey dianggap sangat licik dan walaupun mereka
bertindak secara logika, bagi mereka adalah wajar untuk menggunakan
bentuk -bentuk muslihat yang sangat ekstrim dalam mencapai
tujuannya. Mereka merupakan obyek entitas alien yang paling sering
diselidiki selama pertemuan-pertemuan dengan UFO.
Deskripsi ciri ciri fisik berikut ini berdasarkan hasil observasi
berbagai pihak, pengalaman pribadi dan perkiraan:
1. Telinga yang tak terlihat
2. Hidung yang agak samar
3. Mulut yang sangat kecil
4. Mata yang sangat lebar, dengan pupil yang lebar dan terlihat gelap
5. Tengkorak kepala yang besar, yang tidak sebanding dengan badannya
6. Ukuran dewasanya kecil, kira-kira tingginya 3 kaki (90 cm).
7. Kulit putih atau abu-abu diselubungi penutup luar tubuh
8. Tidak terlihat adanya organ sexual. Reproduksi nyata, baik
asexual maupun yang non-existent.
Dengan hidung dan telinga yang tak terlihat, mata dan tengkorak
kepala besar, akan menunjukkan bahwa terdapat ketergantungan pada
indera melalui kemampuan melihat, meraba, dan kekuatan mental (
dalam hal ini termasuk bakat untuk berkomunikasi menggunakan sebuah
bentuk transfer pemikiran).
Fungsi-fungsi tubuh yang nyata, tidak bergantung pada pernapasan ,
sebagaimana terlihat pada tidak adanya hidung dan sebuah mulut yang
terlihat sangat kecil. Atau jika tidak, terdapat sebuah bentuk
pernapasan dinamis yang lain. Disamping itu, jika mereka membutuhkan
udara untuk fungsi tertentu, maka mereka bisa mengguna-kan kulitnya
untuk penyerapan.
Grey mungkin memiliki sebuah pengecualian umur panjang dan telah
berkembang pada suatu titik dimana reproduksi seksual secara non-
existent menurut perasaan yang diketahui manusia selama ini.
Reproduksi biologi dapat dilakukan di luar dengan IN-VITRO
VERTILIZATION atau kloning, sehingga mengurangi kebutuhan akan
pertemuan secara fisik selama proses reproduksi.
Mata lebar dan gelap yang dimiliki greys mungkin disebabkan karena
pengaruh area mereka di mana matahari di sana berada sangat jauh
jika dibandingkan matahari kita, itulah sebabnya mereka membutuhkan
kemampuan melihat yang lebih besar untuk bisa menangkap cahaya.
Warna mata yang gelap mungkin sejenis kaca pelindung matahari
(sunglass) buatan yang diperlukan ketika mereka melakukan operasi
didaerah dengan radiasi yang terlihat.
Jarak dari sebuah matahari pusat akan menjadi bukti mengenai ukuran
tubuh greys yang kecil, berkaitan dengan pertumbuhan tubuh manusia,
sebagai makhluk yang berada dari sebuah pusat matahari akan menye-
babkan pertumbuhan badan yang kurang besar jika mataharinya berada
jauh dari planetnya dan jika planet tersebut sama dengan matahari
dan bumi maka ukuran mereka akan sama dengan manusia. Mempunyai
lubang mulut yang kecil sebagai bukti sedi-kitnya atau tidak sama
sekali perlunya mengkonsumsi makanan melalui organ ini dan begitu
juga dengan kebutuhan komunikasi yang normal. Kurangnya kebutuhan
dari rongga mulut ini juga sebagai bukti mengapa tubuh mereka kecil.
Perkembangan evolusi masa depan dari spesies ini mungkin termasuk
penghilangan total organ mulut akibat kemampuan komunikasi secara
telepati kelihatan menjadi sebuah bentuk superior.
Tuyul, makhluk kecil gundul kelabu
Ada makhluk halus tak tampak mata. Dan bisa membuat orang menjadi
kaya. Siapa pula dia, kalau bukan tuyul. Tuyul atau setan gundul
(karena umumnya gundul) memang sejenis setan paling masyur dan akrab
dengan masya-rakat Jawa. Kemah-syuran tuyul menga-lahkan puluhan
jenis makhluk halus: wedhon, gendruwo, wewe, jrangkrong, blorong dan
lain sebagainya, seperti dilaporkan B. Soelist dari Yogyakarta.
Menurut kalangan tertentu yang mengaku pernah melihatnya, tuyul itu
sebesar bocah berusia sekitar 3-4 tahun. Dia telanjang, ada lelaki
ada perempuan. Katanya, warna kulitnya agak kelabu, kalau berjalan
jlingkrik.
Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan Jawa, mengkategorikan
tuyul sebagai roh-roh yang dianggap baik yang menuntut balas budi
atas pertolongan dan keuntungan yang diberikan kepada manusia.
(Koentjaraningrat, 1984: 339) Men-urut informasi yang ada, bentuk
tuyul seperti anak kecil dengan tinggi badan sekitar 50-60 cm. Tidak
memiliki tulang dan kalau dipegang terasa lembek seperti lintah.
Lebih tepat mirip seperti anak tikus dan berbau anyir (amis atau
busuk). Kulitnya berwarna hijau tua semu hitam. Ada yang mengatakan
bahwa sifatnya cengeng, belum dipukul (pura-pura dipukul) sudah
menangis dan mudah mengaku siapa majikannya. Dari segi kecerdasan,
tuyul bisa dianggap bodoh, karena hanya memiliki kepandaian mencuri
saja dan yang diajarkan oleh pemiliknya. Senangnya di tempat sepi
dan suka bermain di tempat yang berair atau becek.Jika tuyul
tersentuh manusia, maka dia akan tunduk (lemah), istilahnya kamanung-
san. Pada umum-nya muncul secara berpasangan. Kalau dia menempati
rumah di mana penghuninya ada yang rajin beribadah, maka dia akan
lemah, menurun aktivitasnya dan berkurang staminanya. Daya
jelajahnya juga ber-kurang. Tuyul yang staminanya baik bisa
beroperasi mencapai jarak 30 Km. Tuyul juga bisa melayang dan
menghilang. Tuyul yang sering me-nampakkan diri dalam bentuk mende-
kati seperti anak kecil memiliki ciri khas tertentu. Bentuk telapak
kakinya dengan ibu jari kaki mirip manusia, namun keempat jari
lainnya dihubung-kan dengan kulit tipis, mirip kaki be-bek. Tumit
belakangnya agak persegi.
Soal pakaian, tuyul kadang telanjang bulat tapi lebih sering
digambarkan bercelana pendek. Menurut seorang pawang tuyul, pakaian
yang dikenakan berwarna sama antara yang di atas dan yang di bawah.
Warna merah dan hitam adalah warna pakaian yang paling disukai di
kalangan tuyul. Tuyul tidak suka dengan cermin dan kulit durian
serta rambut panjang yang sengaja diruwetkan. Sukanya cari majikan
perempuan yang masih muda gemuk dan berpayudara besar agar bisa enak
menyusu. Mainan yang disukai adalah yuyu (sejenis kepiting air
tawar). Tuyul termasuk makhluk penurut. Selain suka mengambil uang
(seperti yang diajarkan atau diminta oleh pemiliknya), tuyul suka
mengambil mainan anak kecil. Tuyul umumnya berkepala gundul, namun
ada yang berkuncir dan berkuncung. Menurut kepercayaan setempat,
tuyul berkuncir adalah jenis yang paling tak disukai, karena suka
rewel pada tuan pemiliknya (Sukarto, 1986:35). Satu ciri lagi, tuyul
bermata tajam bulat mengkilat, mulutnya sedikit lancip, kepalanya
pun sedikit besar cocok dengan perutnya yang buncit. Itu gambaran
umum tuyul, dari kacamata kelompok orang yang mengaku memiliki daya
linuwih. Lebih dari itu, makhluk halus ini konon gemar berdiam di
tempat-tempat angker atau pohon-pohon besar dan tua, seperti
beringin, randu alas, awar-awar, ketos, jangkang dan lain-lain. Dia
itu me-mang jenis lelembut, namun berbeda sifat dengan kebanyakan
lelembut lainnya yang gemar bergentayangan mengganggu orang. Tuyul
justru sebaliknya, disenangi orang karena bisa diajak kerja sama
mencari uang!
Jadi jenis lelembut bernama tuyul yang menurut bayangan awam
menyeramkan ini, sesungguhnya tidak memiliki perangai jahat.
Bentuknya yang begitu rupa, mungil malah menyemburatkan kesan lucu
bagi yang tak takut. Kemasyhuran tuyul tervisual dalam wayang
ataupun dongeng, dan komiknya pun laku keras di sekitar tahun 60-an.
Bahkan sampai ada mingguan yang menyediakan ruang khusus
berjudul "Jagading Lelem-butan" (dunia makhluk halus).
Mungkin konsep seram dan lucu ditambah sanggup mendatangkan rezeki,
inilah barangkali menjadikan tuyul begitu lengket dengan kehidupan
masyarakat Jawa khususnya, Indonesia umumnya. Di Aceh dia disebut
loce. Di mana saja makhluk halus ini selalu dikaitkan dengan suatu
bentuk perewangan manusia pengumpul harta. Jadilah dia simbol
kekayaan yang gaib. Sejak kapan masyarakat kita mengenal tuyul?
Tentunya ini sebuah fenomena menarik, paling tidak satu sisi dalam
kebudayaan Jawa. Itulah sebabnya Clifford Geertz dalam bukunya Abang-
an, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, terlihat kesulitan
menempatkan tuyul dalam pengklasi-fikasian jagat makhluk halus yang
dia garap. Tuyul oleh Clifford Geertz lalu dinilai sebagai makhluk
halus yang cukup bersahabat. Lewat sumber informasi-nya, Geertz
mencatat ada tiga orang di Mojokuto, Pare, Kediri, Jawa Timur, yang
dianggap penduduk setempat memiliki tuyul. Para pemilik tuyul
tersebut, tulis Geertz, setiap tahun ha-rus mempersembahkan kurban.
Kur-ban itu bisa dari keluarga atau teman terdekat, namun sudah
menjadi per-janjian sebelumnya, kelak pemilik tuyul itu katanya,
kalau mati akan mengalami sekarat yang luar biasa sakitnya (Geertz,
1981:26)
Bahkan studi antropolog Barat ini pada subbab Kepercayaan Makhluk
Halus, sempat menemukan jenis bangso alus mirip tuyul yang disebut
mentek. Katanya, mentek itu sepupu tuyul. Tugasnya bukan mencuri
uang, melainkan mencuri padi. Karena itu mentek gemar bergentayangan
di ladang-ladang atau persawahan di saat panen tiba.
Studi tentang makhluk gaib ini sudah lama ada. Misalnya contoh yang
agak klasik dari H.H. van Hien dalam bukunya De Javaansche Geesten-
vereld tahun 1906. Sarjana, ini memang betul-betul gandrung terha-
dap jagad bongso alus tanah Jawa. Sayang sekali, penelitiannya dalam
buku legendaris itu, van Hien tetap belum mampu menjawab pertanyaan
klasik, ada atau tidaknya tuyul secara alamiah. Namun paling tidak
van Hien telah berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 50 jenis
makhluk halus Jawa dalam berbagai rupa dan karak-ternya. Tuyul oleh
van Hien dianggap sebagai anak makhluk halus yang khas Jawa. Lain
halnya kalau soal tuyul ditanyakan kepada Drs. M.M. Sukarto K.
Atmodjo. Arkeolog dan epigraf kenamaan ini pernah meneliti jagat
makhluk halus Jawa. Menurutnya, sejak zaman prasejarah bangsa
Indonesia sudah mengenal makhluk halus. Ada pun nama-nama makhluk
halus yang sekarang ini ada, hanyalah per-kembangan dari zaman
sebelumnya. Jumlah dan keragamannya pun semakin lama semakin
bertambah, namun jelas-jelas semua itu muncul akibat percampuran
antara budaya Indonesia asli dan budaya pendatang. Berbagai data
prasasti maupun filologi memperlihatkan hal itu.
Prasasti Pucangan dari zaman Raja Airlangga bertarikh 6 November
1041 M misalnya, menyebutkan makhluk halus bernama hanitu (makhluk
jahat musuh manusia) yang sekarang berubah menjadi hantu.
"Cukup banyak prasasti Jawa kuno menyebut nama-nama makhluk halus,
tapi kata tuyul rasanya belum pernah kami temukan," kata Sukarto.
Jadi, tuyul itu dari bahasa Jawa baru dari perkataan takhayul
akhirnya menjadi tuyul. "Dus tuyul itu takhayul," tegas epigraf itu.
Betulkah tuyul itu ada? Atau tuyul itu cuma semacam keperca-yaan
yang muncul akibat kompensasi budaya saja? Persoalan ini pernah
diseminarkan Yayasan Parapsikolog Semesta (YPS) cabang Semarang tang-
gal 24 Oktober 1985. Termasuk seja-rahwan Onghokham bicara dalam
seminar itu, di samping kalangan paranormal lainnya.
Ada kesimpulan seminar? Ada tidaknya alam nonfisik, tetap belum
dapat dibuktikan secara alamiah. Ma-lah dengan tegas Onghokham menya-
takan skeptis, karena memang tak bisa dibuktikan secara otentik
berdasar ilmu sejarah. Lain lagi kalau menurut Ko-lonel (purn.)
Notowiyadi sebagai pe-nanggap pembicara. Tuyul itu memang ada betul.
Katanya, makhluk kecil ini berasal dari anak manusia yang tak jadi,
akibat abortus atau sebab lain. "Kecuali jika janin-janin tadi
dirawat baik dengan selamatan, dia tak akan jadi tuyul," ujarnya
saat itu sebagaima-na dikutip berbagai media massa.
Menarik sekali mengutip pendapat Rauf Winata Kusuma, tuyul katanya
makhluk gaib yang mengandung pertikel Fa (zat besi). Karena itu
menurut paranormal ini, makanan tuyul berupa bekas buangan besi atau
logam lain yang berkarat. Memang makhluk tak kasat mata ini tercipta
sebagai "bakteri penghancur", untuk mengeroposkan besi di dunia agar
unsur-unsur murni Fe dapat masuk ke dalam perut bumi dan bersatu
dengan tanah, untuk didaur ulang manusia, "Jadi," kata Rauf, "Kalau
ada tuyul mau mencuri uang, itu hanya akses sampingan oknum tuyul
tertentu yang mau disuap manusia." (Kedaulatan Rakyat, 26 Oktober
1985).
Fenomena tuyul memang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun
fenomena ini diyakini ada oleh kebanyakan masyarakat Jawa. Yang
unik, sosok yang digambarkan tentang tuyul ini boleh dibilang cukup
mirip dengan gambaran tentang alien grey. Makhluk dengan kepala
gundul, badannya kecil (seperti anak kecil), berwarna keabu-abuan,
kadang nampak tidak berpakaian, mampu melayang di udara dan bisa
juga diajak kerja sama dengan manusia.
PTC :
waoindia
klikajadeh
securebux
klikrupiah
duitbux
tubuh greys yang kecil, berkaitan dengan pertumbuhan tubuh manusia,
sebagai makhluk yang berada dari sebuah pusat matahari akan menye-
babkan pertumbuhan badan yang kurang besar jika mataharinya berada
jauh dari planetnya dan jika planet tersebut sama dengan matahari
dan bumi maka ukuran mereka akan sama dengan manusia. Mempunyai
lubang mulut yang kecil sebagai bukti sedi-kitnya atau tidak sama
sekali perlunya mengkonsumsi makanan melalui organ ini dan begitu
juga dengan kebutuhan komunikasi yang normal. Kurangnya kebutuhan
dari rongga mulut ini juga sebagai bukti mengapa tubuh mereka kecil.
Perkembangan evolusi masa depan dari spesies ini mungkin termasuk
penghilangan total organ mulut akibat kemampuan komunikasi secara
telepati kelihatan menjadi sebuah bentuk superior.
Tuyul, makhluk kecil gundul kelabu
Ada makhluk halus tak tampak mata. Dan bisa membuat orang menjadi
kaya. Siapa pula dia, kalau bukan tuyul. Tuyul atau setan gundul
(karena umumnya gundul) memang sejenis setan paling masyur dan akrab
dengan masya-rakat Jawa. Kemah-syuran tuyul menga-lahkan puluhan
jenis makhluk halus: wedhon, gendruwo, wewe, jrangkrong, blorong dan
lain sebagainya, seperti dilaporkan B. Soelist dari Yogyakarta.
Menurut kalangan tertentu yang mengaku pernah melihatnya, tuyul itu
sebesar bocah berusia sekitar 3-4 tahun. Dia telanjang, ada lelaki
ada perempuan. Katanya, warna kulitnya agak kelabu, kalau berjalan
jlingkrik.
Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan Jawa, mengkategorikan
tuyul sebagai roh-roh yang dianggap baik yang menuntut balas budi
atas pertolongan dan keuntungan yang diberikan kepada manusia.
(Koentjaraningrat, 1984: 339) Men-urut informasi yang ada, bentuk
tuyul seperti anak kecil dengan tinggi badan sekitar 50-60 cm. Tidak
memiliki tulang dan kalau dipegang terasa lembek seperti lintah.
Lebih tepat mirip seperti anak tikus dan berbau anyir (amis atau
busuk). Kulitnya berwarna hijau tua semu hitam. Ada yang mengatakan
bahwa sifatnya cengeng, belum dipukul (pura-pura dipukul) sudah
menangis dan mudah mengaku siapa majikannya. Dari segi kecerdasan,
tuyul bisa dianggap bodoh, karena hanya memiliki kepandaian mencuri
saja dan yang diajarkan oleh pemiliknya. Senangnya di tempat sepi
dan suka bermain di tempat yang berair atau becek.Jika tuyul
tersentuh manusia, maka dia akan tunduk (lemah), istilahnya kamanung-
san. Pada umum-nya muncul secara berpasangan. Kalau dia menempati
rumah di mana penghuninya ada yang rajin beribadah, maka dia akan
lemah, menurun aktivitasnya dan berkurang staminanya. Daya
jelajahnya juga ber-kurang. Tuyul yang staminanya baik bisa
beroperasi mencapai jarak 30 Km. Tuyul juga bisa melayang dan
menghilang. Tuyul yang sering me-nampakkan diri dalam bentuk mende-
kati seperti anak kecil memiliki ciri khas tertentu. Bentuk telapak
kakinya dengan ibu jari kaki mirip manusia, namun keempat jari
lainnya dihubung-kan dengan kulit tipis, mirip kaki be-bek. Tumit
belakangnya agak persegi.
Soal pakaian, tuyul kadang telanjang bulat tapi lebih sering
digambarkan bercelana pendek. Menurut seorang pawang tuyul, pakaian
yang dikenakan berwarna sama antara yang di atas dan yang di bawah.
Warna merah dan hitam adalah warna pakaian yang paling disukai di
kalangan tuyul. Tuyul tidak suka dengan cermin dan kulit durian
serta rambut panjang yang sengaja diruwetkan. Sukanya cari majikan
perempuan yang masih muda gemuk dan berpayudara besar agar bisa enak
menyusu. Mainan yang disukai adalah yuyu (sejenis kepiting air
tawar). Tuyul termasuk makhluk penurut. Selain suka mengambil uang
(seperti yang diajarkan atau diminta oleh pemiliknya), tuyul suka
mengambil mainan anak kecil. Tuyul umumnya berkepala gundul, namun
ada yang berkuncir dan berkuncung. Menurut kepercayaan setempat,
tuyul berkuncir adalah jenis yang paling tak disukai, karena suka
rewel pada tuan pemiliknya (Sukarto, 1986:35). Satu ciri lagi, tuyul
bermata tajam bulat mengkilat, mulutnya sedikit lancip, kepalanya
pun sedikit besar cocok dengan perutnya yang buncit. Itu gambaran
umum tuyul, dari kacamata kelompok orang yang mengaku memiliki daya
linuwih. Lebih dari itu, makhluk halus ini konon gemar berdiam di
tempat-tempat angker atau pohon-pohon besar dan tua, seperti
beringin, randu alas, awar-awar, ketos, jangkang dan lain-lain. Dia
itu me-mang jenis lelembut, namun berbeda sifat dengan kebanyakan
lelembut lainnya yang gemar bergentayangan mengganggu orang. Tuyul
justru sebaliknya, disenangi orang karena bisa diajak kerja sama
mencari uang!
Jadi jenis lelembut bernama tuyul yang menurut bayangan awam
menyeramkan ini, sesungguhnya tidak memiliki perangai jahat.
Bentuknya yang begitu rupa, mungil malah menyemburatkan kesan lucu
bagi yang tak takut. Kemasyhuran tuyul tervisual dalam wayang
ataupun dongeng, dan komiknya pun laku keras di sekitar tahun 60-an.
Bahkan sampai ada mingguan yang menyediakan ruang khusus
berjudul "Jagading Lelem-butan" (dunia makhluk halus).
Mungkin konsep seram dan lucu ditambah sanggup mendatangkan rezeki,
inilah barangkali menjadikan tuyul begitu lengket dengan kehidupan
masyarakat Jawa khususnya, Indonesia umumnya. Di Aceh dia disebut
loce. Di mana saja makhluk halus ini selalu dikaitkan dengan suatu
bentuk perewangan manusia pengumpul harta. Jadilah dia simbol
kekayaan yang gaib. Sejak kapan masyarakat kita mengenal tuyul?
Tentunya ini sebuah fenomena menarik, paling tidak satu sisi dalam
kebudayaan Jawa. Itulah sebabnya Clifford Geertz dalam bukunya Abang-
an, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, terlihat kesulitan
menempatkan tuyul dalam pengklasi-fikasian jagat makhluk halus yang
dia garap. Tuyul oleh Clifford Geertz lalu dinilai sebagai makhluk
halus yang cukup bersahabat. Lewat sumber informasi-nya, Geertz
mencatat ada tiga orang di Mojokuto, Pare, Kediri, Jawa Timur, yang
dianggap penduduk setempat memiliki tuyul. Para pemilik tuyul
tersebut, tulis Geertz, setiap tahun ha-rus mempersembahkan kurban.
Kur-ban itu bisa dari keluarga atau teman terdekat, namun sudah
menjadi per-janjian sebelumnya, kelak pemilik tuyul itu katanya,
kalau mati akan mengalami sekarat yang luar biasa sakitnya (Geertz,
1981:26)
Bahkan studi antropolog Barat ini pada subbab Kepercayaan Makhluk
Halus, sempat menemukan jenis bangso alus mirip tuyul yang disebut
mentek. Katanya, mentek itu sepupu tuyul. Tugasnya bukan mencuri
uang, melainkan mencuri padi. Karena itu mentek gemar bergentayangan
di ladang-ladang atau persawahan di saat panen tiba.
Studi tentang makhluk gaib ini sudah lama ada. Misalnya contoh yang
agak klasik dari H.H. van Hien dalam bukunya De Javaansche Geesten-
vereld tahun 1906. Sarjana, ini memang betul-betul gandrung terha-
dap jagad bongso alus tanah Jawa. Sayang sekali, penelitiannya dalam
buku legendaris itu, van Hien tetap belum mampu menjawab pertanyaan
klasik, ada atau tidaknya tuyul secara alamiah. Namun paling tidak
van Hien telah berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 50 jenis
makhluk halus Jawa dalam berbagai rupa dan karak-ternya. Tuyul oleh
van Hien dianggap sebagai anak makhluk halus yang khas Jawa. Lain
halnya kalau soal tuyul ditanyakan kepada Drs. M.M. Sukarto K.
Atmodjo. Arkeolog dan epigraf kenamaan ini pernah meneliti jagat
makhluk halus Jawa. Menurutnya, sejak zaman prasejarah bangsa
Indonesia sudah mengenal makhluk halus. Ada pun nama-nama makhluk
halus yang sekarang ini ada, hanyalah per-kembangan dari zaman
sebelumnya. Jumlah dan keragamannya pun semakin lama semakin
bertambah, namun jelas-jelas semua itu muncul akibat percampuran
antara budaya Indonesia asli dan budaya pendatang. Berbagai data
prasasti maupun filologi memperlihatkan hal itu.
Prasasti Pucangan dari zaman Raja Airlangga bertarikh 6 November
1041 M misalnya, menyebutkan makhluk halus bernama hanitu (makhluk
jahat musuh manusia) yang sekarang berubah menjadi hantu.
"Cukup banyak prasasti Jawa kuno menyebut nama-nama makhluk halus,
tapi kata tuyul rasanya belum pernah kami temukan," kata Sukarto.
Jadi, tuyul itu dari bahasa Jawa baru dari perkataan takhayul
akhirnya menjadi tuyul. "Dus tuyul itu takhayul," tegas epigraf itu.
Betulkah tuyul itu ada? Atau tuyul itu cuma semacam keperca-yaan
yang muncul akibat kompensasi budaya saja? Persoalan ini pernah
diseminarkan Yayasan Parapsikolog Semesta (YPS) cabang Semarang tang-
gal 24 Oktober 1985. Termasuk seja-rahwan Onghokham bicara dalam
seminar itu, di samping kalangan paranormal lainnya.
Ada kesimpulan seminar? Ada tidaknya alam nonfisik, tetap belum
dapat dibuktikan secara alamiah. Ma-lah dengan tegas Onghokham menya-
takan skeptis, karena memang tak bisa dibuktikan secara otentik
berdasar ilmu sejarah. Lain lagi kalau menurut Ko-lonel (purn.)
Notowiyadi sebagai pe-nanggap pembicara. Tuyul itu memang ada betul.
Katanya, makhluk kecil ini berasal dari anak manusia yang tak jadi,
akibat abortus atau sebab lain. "Kecuali jika janin-janin tadi
dirawat baik dengan selamatan, dia tak akan jadi tuyul," ujarnya
saat itu sebagaima-na dikutip berbagai media massa.
Menarik sekali mengutip pendapat Rauf Winata Kusuma, tuyul katanya
makhluk gaib yang mengandung pertikel Fa (zat besi). Karena itu
menurut paranormal ini, makanan tuyul berupa bekas buangan besi atau
logam lain yang berkarat. Memang makhluk tak kasat mata ini tercipta
sebagai "bakteri penghancur", untuk mengeroposkan besi di dunia agar
unsur-unsur murni Fe dapat masuk ke dalam perut bumi dan bersatu
dengan tanah, untuk didaur ulang manusia, "Jadi," kata Rauf, "Kalau
ada tuyul mau mencuri uang, itu hanya akses sampingan oknum tuyul
tertentu yang mau disuap manusia." (Kedaulatan Rakyat, 26 Oktober
1985).
Fenomena tuyul memang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun
fenomena ini diyakini ada oleh kebanyakan masyarakat Jawa. Yang
unik, sosok yang digambarkan tentang tuyul ini boleh dibilang cukup
mirip dengan gambaran tentang alien grey. Makhluk dengan kepala
gundul, badannya kecil (seperti anak kecil), berwarna keabu-abuan,
kadang nampak tidak berpakaian, mampu melayang di udara dan bisa
juga diajak kerja sama dengan manusia.
PTC :
waoindia
klikajadeh
securebux
klikrupiah
duitbux
5 komentar:
ojo ngopy tok!!!!!!!
son aq mendukung mu meskipun kamu dari gunung lawu tapi jagain gunung kelud jangan biarin mbledos OooooooooooKKKkkkk!!!!!!
iSi bLogMu kOk mIstiS tyUz c?!? tYuz,,mBoK Ya LaGux d'gNti,,LagUx uNgU gitUw...
nnnnell...son kowe kyk dukun aj blog isinya gitu2an...hiii....ceyem....
hmm.....
Silahkan anda tinggalkan komentar dibawah ini....
Bagi yang sudah memberi komentar mari tukeran link....
Boleh juga menjadi di blog saya....
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Post a Comment